Google Translate

Sabtu, 07 April 2012

PILIH KUALITAS ATAU KUANTITAS ?






sebelum mulai coba pilih pertanyaan ini ; pilih kualitas atau kuantitas ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan arti kuantitas adalah jumlah.

Jika mengejar keuntungan sesaat, maka kuantitas adalah jawabannya. Lebih baik barang cepat habis dengan mengabaikan kualitas. Hal ini memang tampak menguntungkan untuk jangka pendek, namun dalam jangka panjang…habislah perusahaan yang menerapkan sistem demikian karena masyarakat lebih memilih barang atau layanan dengan kualitas yang baik. dalam contoh lain ; Sebuah rumah makan biasanya ramai dikunjungi bila menyediakan menu masakan yang enak dan cocok di lidah kebanyakan orang. Sekalipun harganya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan rumah makan pada umumnya, tetapi kita tetap lebih memilih untuk makan di sana. Biarpun harus mengeluarkan uang sedikit lebih banyak, pelanggan merasa puas akibat pelayanan yang berkualitas. Peningkatan kuantitas pelanggan terjadi karena kualitas yang dimiliki oleh rumah makan itu. Kuantitas mengikuti kualitas, bukan sebaliknya. orang lebih memilih untuk membayar lebih mahal namun waktu pemakaian lebih lama dan kulitas lebih baik daripada membayar murah namun hasil mengecewakan. Orang Jawa bilang : “Ono rega ono rupa” (Ada harga ada wujud).


Kualitas jauh lebih penting dari pada kuantitas, manusia tidaklah dinilai tubuhnya, tapi jiwa yang berada dalam tubuh itu. Uang tidaklah dinilai kertas atau logamnya, tapi nilai yang tertulis padanya. Bicara tidaklah dinilai banyaknya kata-kata yang terucap, tapi apa isi pembicaraan itu. Makanan juga begitu, tidaklah terlalu penting berapa banyaknya tapi yang terpenting adalah kandungan dan gizi pada makanan itu.

sekali lagi Kualitas jauh lebih penting dari pada kuantitas. Jumlah yang banyak dalam hal apa saja tidaklah ada gunanya bila tidak mengadung kualitas di dalamnya. Sesuatu yang kelihatan kecil bila mengandung mutu, kualitas, atau nilai yang tinggi pasti sangat penting dan berharga sekali. Emas satu gram pasti jauh lebih bernilai dibanding besi karatan 10 kg. Bicara hikmah satu kalimat lebih berguna dari pada berpidato ngalur ngidul (nggak jelas arah) berjam-jam. Tong kosong nyaring bunyinya, pastilah murah harganya. Tapi tong yang diketok tak berbunyi pastilah mahal kerena di dalam penuh isi sesuatu yang berharga.

Usia manusia juga demikian. Manusia yang berusia ratusan tahun tidaklah ada gunanya bila selama itu tak ada prestasi hidup yang dilakukan. Namun meskipun hanya puluhan tahun hidup, atau beberapa tahun saja, bila banyak amal perbuat baik yang dilakukan sungguh ia sangat mulia. Meski ia telah tiada, maka seperti masih hidup sepanjang masa. Lihatlah mereka-mereka yang banyak jasa, meski telah menininggal dunia puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun yang silam, tetap saja nama mereka tak pernah terhapuskan atau lebih nge-trent nya
'FOREVER YOUNG'
Itulah pentingnya kualitas dibanding kuantiĆ­tas. Pentingnya isi dibanding hanya bungkus. Pentingnya intisari dibanding sekedar kulit. Pentingnya isi hati dibanding rupa.

Bungkus atau rupa mudah sekali dibuat-buat. Siapa yang ingin wajahnya merah muda, bisa dicat. Tak puas dicat sendiri, banyak salon-salon kecantikan yang bisa diminta bantuan. Tapi isi tak bisa dirubah. Substansi tak bisa ditukar. Isi hati atau jati diri tak pernah ada salonnya.

Maka, siapa saja yang lebih terpesona kuantitas dan mengabaikan kualitas, niscaya akan kecewa berat. Yang tergiur karena bungkus tanpa memastikan isinya niscaya akan sedih sekali. Yang tertarik dengan rupa daripada isi hati, niscaya menyesal berkepanjangan.

Orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang berorientasi pada kualitas di atas kuantitas. Selalu memilih yang bermutu, berguna, bermanfaat dan bernilai. Memilih yang bisa dipercaya, bukan saja yang banyak bicara. Berpihak kepada yang berbudi, bukan yang hanya banyak janji.

Satu hal lagi, orang-orang yang berkualitas baik akan memilih orang yang berkualitas juga . Maka bila Anda ingin menilai seseorang apakah ia berkualitas atau tidak? Lihatlah apa yang selalu menjadi pilihan dan kecenderungannya. Bila kecenderungan dan pilihannya selalu pada sesuatu yang tidak bermutu maka dia adalah orang yang tidak bermutu. Maka, jauhilah bila Anda tak ingin menjadi orang yang tak bermutu juga. 


yang paling penting mudahan jodoh kita di dominasi sama kualitas yang  Super di tambah kuantitas yang sempurna, amiiinn.   :)