Google Translate

Minggu, 12 Desember 2010

PINDAHKAN IBUKOTA JAKARTA KE KALIMANTAN !! *Edisi serius*




Macet lagi Macet lagi semakin hari jakarta semakin banyak menciptakan orang strees dari kemacetan, tua di jalan lah dan pemborosan BBM, ok sekarang gw mau buka imajinasi semua yang baca blog ini tentang perlu nya pemindahan ibu kota merupakan hal yang  "harus secepat munkin di lakukan'' untuk indonesia yang lebih baik.

 check it out .............................................................................................................................
 

JAKARTA 







atlit renang 2050
uda kebayang jakarta tengelam hahaaa..
munkin jakarta siap menciptakan atlet renang baru di sea Games yang akan datang  *wink*.

Itu bukan alasan pertama jakarta harus mindahin ibukota gw uda banyak baca dan ngeramal *kayak mama lemon eh mama loren*
jakarta itu macet,banjir,termasuk kota yang di lingakarin cincin gempa dan yang paling bahaya nya nih Gunung krakatau  yang dulu tahun1883yang Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II, apalagi klu denger cerita langsung dari Korban  *kebayang* wah lengkap sudah alasan buat pindah ibukota hehe..


parah yah banyak banget ancaman buat jakarta ibarat kata uda tau ada lobang di depan ngapain di injek.
Kebayang kagak, jutaan warga Jakarta ‘hijrah’ ramai-ramai, lebih ramai ketimbang saat mudik, ketika mereka harus meninggalkan Jakarta karena kotanya sudah tak layak huni lagi untuk tempat tinggal di tahun 2030. Mereka hijrak bukan karena ibukotanya mau pindah, tapi lebih dari akibat bencana alam yang tak lama lagi akan menimpa kota ini. Antara lain, kombinasi kemacetan total, ancaman banjir besar yang akan menenggelamkan 90% wilayah Jakarta, dan akhirnya tanahnya amblas masuk laut seperti yang terjadi di Jl.MT Marthadidata kemaren itu.

Pertama kita harus sadar bahwa ibukota Jakarta di mana lebih dari 80% uang yang ada di Indonesia beredar di sini merupakan magnet yang menarik penduduk seluruh dari Indonesia untuk mencari uang di Jakarta. Arus urbanisasi dari daerah ke Jakarta begitu tinggi. Akibatnya jika penduduk Jakarta pada zaman Ali Sadikin tahun 1975-an hanya sekitar 3,5 juta jiwa, saat ini jumlahnya sekitar 10 juta jiwa. Pada hari kerja dengan pekerja dari wilayah Jabotabek, penduduk Jakarta menjadi 12 juta jiwa.

Nah bayangin di tahun 2030 kita dan sodara kita tengelem *bayangin dulu ah*

Breaking News : JKT Tengelam 2030


wah gimana ini pak presiden jakarta sedang dalam perjalanan menuju ketenggelaman kota nya belum lagi akhir akhir ini Gempa yang melanda jakarta fakta yang satu ini uda gak bisa di hindarin ini bukti nyata kalau jakarta dan pulau yang di jalurin sama jalur cincin gempa pasifik atau cincin api pasifik merupakan gugusan gunung berapi di kawasan pasifik yang melawati wilayah indonesia yang mengakibatkan yang di lewati oleh cincin tersebut rawan letusan vulkanik dan rawan gempa, sekitar 90% gempa bumi yang terjadi di dunia berada di jalur cincin gempa indonesia terdiri dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya masih berkatagori gunung berapi aktif.

Ring of fire a,k,a Cincin gempa


*wah wah gimana nanti 2050 yah *bayangin dulu* 




Rawan Amblas, Jakarta Terancam Tenggelam
Sebagian besar Kota Jakarta diprediksi akan t
Publish Post
enggelam atau ditelan laut pada 2050

Senin, 20 September 2010, 00:02 WIB
VIVAnews – Amblasnya jalan RE Martadinata sepanjang 103 meter, Jakarta Utara merupakan peringatan bagi pemda Jakarta. Bahkan, para pakar dan aktivis lingkungan sudah mengingatkan ancaman lebih besar terhadap Jakarta, khususnya Jakarta Utara.
“Wahana Lingkungan HidupWalhi) sudah memperingatkan Jakarta akan tenggelam jika Pemda Jakarta tidak peduli dengan pembangunan yang mengabaikan lingkungan,” ujar Selamet Daroyni, direktur Keadilan untuk Perkotaan Institut Hijau Indonesia kepada VIVAnews.com di Jakarta, 19 September 2010.
Peringatan itu disampaikan kepada Pemda DKI Jakarta sejak awal 2008. Isinya: Sebagian besar Kota Jakarta diprediksi akan tenggelam atau ditelan laut pada 2050. Penyebabnya, permukaan tanah terus menurun, banjir rob atau air laut pasang kerap menerjang, banjir kiriman rutin datang, proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut, serta arus laut yang bersifat merusak (abrasi).
“Kami perkirakan sebagian Jakarta mulai tenggelam pada 2030,” kata Selamet. Perkiraan ini bisa terjadi bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak segera mengantisipasi. Apalagi, hampir 50 persen wilayah Jakarta sangat rawan amblas, khususnya Jakarta Utara.
Amblasnya Jalan RE Martadinata, menurut dia, adalah salah satu pertanda buruk. Tanda buruk lainnya yang sudah pernah terjadi adalah banjir rob besar yang menenggelamkan jalan tol Bandara Soekarno-Hatta pada 2008, jebolnya Situ Gintung setahun kemudian, dan tahun ini banyaknya tanggul jebol. Itu termasuk jebolnya tanggul penahan air sepanjang 115 meter di bantaran saluran Kanal Barat yang terletak di jalan Sultan Agung, Setiabudi, Jakarta Selatan beberapa hari lalu.
http://fokus.vivanews.com/news/read/…arta-tenggelam


Pindahkan Ibukota Butuh Biaya Rp100 T

Meski pun perlu biaya besar tapi menurut gw ni bisa di cicil dari APBN pertahun selama 5 atau 10 thn udah terealisasi seperti info di bawah ini..
JAKARTA - Wacana pemindahan Ibukota negara terus bergulir, seiring semakin padatnya jumlah kendaraan serta laju pembangunan di Jakarta. Lantas berapa budget yang dibutuhkan untuk merealisasikan wacana ini?Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia Andrinof Chaniago memperkirakan, pemindahan ibu kota ke Kalimantan akan memakan biaya sekira Rp50 hingga Rp100 triliun. "Pengeluaran biaya sebesar itu tidak dikeluarkan sekaligus, pembiayaan dilakukan dalam jangka waktu sepuluh tahun dengan rata-rata Rp5 hingga Rp10 triliun,"kata Andrinof dalam diskusi Pemindahan Ibukota ke Kalimantan, di restoran Pulau Dua, Jakarta (22/8). Menurut Andrinof, pengeluaran Rp100 triliun untuk waktu sepuluh tahun atau kurang dari 1 persen APBN. "Ini jelas jauh lebih rendah dibandingkan kerugian akibat kemacetan di Jakarta yang mencapai di atas Rp20 triliun per tahun," paparnya. "Kerugian itu belum ditambah kerugian akibat banjir, kemerosotan lingkungan, dan hubungan sosial," tambah Andrinof. Disisi lain, kata dia, usulan pemindahan ibu kota ke Kalimantan harus diletakan dalam agenda membangun multigrowth pole nasional yang juga harus diiringi oleh agenda membangun multigrowth pole per wilayah. "Ibukota yang baru nantinya akan berada dalam jaringan kota-kota nasional yang sehat, seimbang, saling memperkuat dan membentuk tatanan kewilayahan yang harmonis," 
*imajinasi gw sih mau kayak swiss ntar haha*
 wacana lama pak presiden
1.  Presiden pertama kita Ir.Soekarno pernah membuat gagasan untuk menetapkan Palangkaraya ( Kalteng-kalimantan) untuk dijadikan ibukota dengan alasan posisi geografis yang berada di tengah bentang negeri ini ( walaupun sebetulnya sulawesi lah yang menurut saya poros tengah geografis negeri ini ). Palangkaraya di anggap Bung Karno lebih tepat karena tidak jauh posisinya dari Timur Indonesia dan juga Tidak jauh dari Barat Indonesia, dengan demikian koordinasi antar wilayah bisa maksimal dan memperkecil ketimpangan antara kota dan daerah


2. Presiden kedua Soeharto pun pernah mewacanakan pemindahan ibukota negara, namun letaknya tidaklah jauh jauh dari jakarta, yaitu di daerah Jonggol atau Cilengs. Namun wacana itu pun tidak terlaksana hingga lengsernya kepemimpinan Pak harto 1999 silam. Mengapa waktu itu Presiden Soeharto memilih Jonggol? konon menurut beberapa artikel yang pernah saya baca, Jonggol dipilih karena masih relatif dekat dengan Jakarta, yang mana ongkos untuk memindahkan Ibukota bisa ditekan biayanya, selain itu memang lahan nya dianggap masih banyak yang kosong untuk dimanfaatkan untuk membangun sebuah ibukota baru.

*sepertinya tunggu saya jadi presiden baru pindah , kapan ya kapan ?!?*




" Kita akan pindahkan ke kalimantan yah "
nah klu SBY punya rencana juga nih di kepemimpinan nya tau omdo doang atau kah ter-proses sebelum kepemimpinannya
Rencana SBY Tentang Pemindahan Ibukota Negara Indonesia dari Jakarta

SBY tengah memikirkan lokasi baru pusat pemerintahan. Kalau seperti Malaysia itu tanggung dan tidak sepenuh hati. Cuma 40 km. Sehingga sebagian tidak pindah rumah dan akhirnya jadi jauh dan macet.
Harusnya seperti Brazil yang memindahkan ibukotanya begitu jauh dari Rio de Janeiro ke Brasilia, atau Amerika Serikat dari New York ke Washington DC, Jepang dari Kyoto ke Tokyo, Australia dari Sidney ke Canberra, Jerman dari Bonn ke Berlin.
Karena jauh akhirnya pada pindah rumah. Kalau dekat, misalnya di Jonggol atau Sentul, niscaya orang Tangerang, Bogor, Jakarta, Bekasi, Depok tetap tinggal di rumahnya dan berkantor di ibukota baru. Jalan jauh dan kemacetan pun terus berlangsung.


PENTING NYA PEMINDAHAN SE-SEGERA MUNgKIN



* acara rutin tiap tahun *
Pertama-tama kita harus sadar bahwa pemindahan ibukota dari satu kota ke kota lain adalah hal yang biasa dan pernah dilakukan. Sebagai contoh, Amerika Serikat pernah memindahkan ibukota mereka dari New York ke Washington DC, Jepang dari Kyoto ke Tokyo, Australia dari Sidney ke Canberra, Jerman dari Bonn ke Berlin, sementara Brazil memindahkan ibukotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia. Indonesia sendiri pernah memindahkan ibukotanya dari Jakarta ke Yogyakarta.
Over Populasi (Jumlah penduduk melebihi daya tampung) merupakan penyebab utama kenapa banyak negara memindahkan ibukotanya. Sebagai contoh saat ini Jepang dan Korea Selatan tengah merencanakan pemindahan ibukota negara mereka. Jepang ingin memindahkan ibukotanya karena wilayah Tokyo Megapolitan jumlah penduduknya sudah terlampau besar yaitu: 33 juta jiwa. Korsel pun begitu karena wilayah kota Seoul dan sekitarnya jumlah penduduknya sudah mencapai 22 juta. Bekas ibukota AS, New York dan sekitarnya total penduduknya mencapai 22 juta jiwa. Jakarta sendiri menurut mantan Gubernur DKI, Ali Sadikin, dirancang Belanda untuk menampung 800.000 penduduk. Namun ternyata di saat Ali menjabat Gubernur jumlahnya membengkak jadi 3,5 juta dan sekarang membengkak lagi hingga daerah Metropolitan Jakarta yang meliputi Jabodetabek mencapai total 23 juta jiwa.
Jadi pemindahan ibukota bukanlah hal yang tabu dan sulit. Soeharto sendiri sebelum lengser sempat merencanakan pemindahan ibukota Jakarta ke Jonggol.
Kenapa kita harus memindahkan ibukota dari Jakarta? Apa tidak repot? Apa biayanya tidak terlalu besar? Jawaban dari pertanyaan ini harus benar-benar tepat dan beralasan. Jika tidak, hanya buang-buang waktu, tenaga, dan biaya.
*kebayang lu ada dalam gambar ni pengen kencing*
Pertama kita harus sadar bahwa ibukota Jakarta di mana lebih dari 80% uang yang ada di Indonesia beredar di sini merupakan magnet yang menarik penduduk seluruh dari Indonesia untuk mencari uang di Jakarta. Arus urbanisasi dari daerah ke Jakarta begitu tinggi. Akibatnya jika penduduk Jakarta pada zaman Ali Sadikin tahun 1975-an hanya sekitar 3,5 juta jiwa, saat ini jumlahnya sekitar 10 juta jiwa. Pada hari kerja dengan pekerja dari wilayah Jabotabek, penduduk Jakarta menjadi 12 juta jiwa.
Jumlah penduduk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi diperkirakan sekitar 23 juta jiwa. Padahal tahun 1986 jumlahnya hanya sekitar 14,6 juta jiwa (MS Encarta). Jika Jakarta terus dibiarkan jadi ibukota, maka jumlah ini akan terus membengkak dan membengkak. Akibatnya kemacetan semakin merajalela. Jumlah kendaraan bertambah. Asap kendaraan dan polusi meningkat sehingga udara Jakarta sudah tidak layak hirup lagi. Pohon-pohon, lapangan rumput, dan tanah serapan akan semakin berkurang diganti oleh aspal dan lantai beton perumahan, gedung perkantoran dan pabrik. Sebagai contoh berbagai hutan kota atau tanah lapang di kawasan Senayan, Kelapa Gading, Pulomas, dan sebagainya saat ini sudah menghilang diganti dengan Mall, gedung perkantoran dan perumahan.
Hal-hal di atas akan mengakibatkan:
Busyeeeettt berantakan deh ibukota negara indonesiaku yang kaya

1. Jakarta akan jadi kota yang sangat macet.
2. Dengan banyaknya orang bekerja di Jakarta padahal rumah mereka ada di pinggiran Jabotabek, akan mengakibatkan pemborosan BBM. Paling tidak ada sekitar 6,5 milyar liter BBM dengan nilai sekitar Rp 30 trilyun yang dihabiskan oleh 2 juta pelaju ke Jakarta setiap tahun.


3. Dengan kemacetan dan jauhnya jarak perjalanan, orang menghabiskan waktu 3 hingga 5 jam per hari hanya untuk perjalanan kerja.
4. Stress meningkat akibat kemacetan di jalan.
5. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) juga meningkat karena orang berada lama di jalan dan menghisap asap knalpot kendaraan
6. Banjir dan kekeringan akan semakin meningkat karena daerah resapan air terus berkurang.
BUNDARAN MONAS
7. Jumlah penduduk Indonesia akan terpusat di wilayah Jabodetabek. Saat ini saja sekitar 30 juta dari 200 juta penduduk Indonesia menempati area 1500 km2 di Jabodetabek. Atau 15% penduduk menempati kurang dari 1% wilayah Indonesia.
8. Pembangunan akan semakin tidak merata karena kegiatan pemerintahan, bisnis, seni, budaya, industri semua terpusat di Jakarta dan sekitarnya.
9. Tingkat Kejahatan/Kriminalitas akan meningkat karena luas wilayah tidak mampu menampung penduduk yang terlampau padat.
10. Timbul bahaya kelaparan karena over populasi dan sawah berubah jadi rumah, kantor, dan pabrik. Saat ini pulau Jawa yang merupakan pulau terpadat di dunia 7 x lipat lebih padat daripada RRC. Kepadatan penduduk di Jawa 1.007 orang/km2 sementara di RRC hanya 138 orang/km2. Tak heran di pulau Jawa banyak orang yang kelaparan dan makan nasi aking.

 *Waaaddduuuuuuuuhhhhhhhhhhh jjjjjaaaaaaaaaakkkkaaaarrrta bikin streessssssssssssss*

Untuk itu diperlukan penyebaran pusat kegiatan di berbagai kota di Indonesia. Sebagai contoh, di AS pusat pemerintahan ada di Washington DC yang jumlah penduduknya hanya 563 ribu jiwa. Sementara pusat bisnis ada di New York dengan populasi 8,1 juta. Pusat kebudayaan ada di Los Angeles dengan populasi 3,9 juta. Pusat Industri otomotif ada di Detroit dengan jumlah penduduk 911.000 jiwa.
Di AS kegiatan tersebar di beberapa kota. Tidak tertumpuk di satu kota. Sehingga pembangunan bisa lebih merata.
Indonesia juga harus begitu. Semua kegiatan jangan terpusat di Jakarta. Jika tidak, maka jumlah penduduk kota Jakarta akan terus membengkak. Dalam 10-20 tahun, Jakarta akan jadi kota yang mati/semrawut karena jumlah penduduk yang terlampau banyak (saat ini saja kemacetan sudah luar biasa).
Biarlah Jakarta cukup menjadi pusat bisnis. Untuk pusat pemerintahan, sebaiknya dipindahkan ke Kalimantan Tengah.


KENAPA KALIMANAN TENGAH, KENAPA TIDAK JAWA,SUMATRA,SULAWESI ?? *kenapa yah*
Pertama Jawa adalah pulau kecil yang sudah terlampau padat penduduknya. Luas pulau Jawa hanya 134.000 km2 sementara jumlah penduduknya sekitar 135 juta jiwa. Kepadatannya sudah mencapai lebih dari 1.000 jiwa per km2. Apalagi pulau Jawa yang subur dengan persawahan yang sudah mapan seharusnya dipertahankan tetap jadi lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia. Kalau dipaksakan di Jawa, maka luas sawah akan berkurang sebanyak 50.000 hektar! Produksi beras/pangan lain akan berkurang sekitar 200 ribu ton per tahun! Indonesia akan semakin kekurangan pangan karenanya. Selama ibukota tetap di Jawa, pulau Jawa akan semakin padat dan pembangunan tidak tersebar ke seluruh Indonesia. Jawa sudah kebanyakan penduduk/over-crowded!
Ada pun pulau Sumatera letaknya relatif agak di Barat. Dengan jumlah penduduk lebih dari 42 juta, pembangunan di Sumatera sudah cukup lumayan.
Sulawesi dengan luas 189.000 km2 dan jumlah penduduk sekitar 15 juta jiwa masih terlalu kecil wilayahnya. Sumatera dan Sulawesi adalah pulau yang subur dan cocok untuk pertanian. Jadi sayang jika pertumbuhan jumlah penduduk dipusatkan di situ. Belum lagi kedua wilayah ini rawan dengan gempa bumi dan tsunami.
Ada pun Kalimantan luasnya 540.000 km2 dengan jumlah penduduk hanya 12 juta jiwa. Pulau Kalimantan jauh lebih luas dibanding pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi dan jumlah penduduknya justru paling sedikit.


KALIMANTAN PULAU TERBESAR INDONESIA YANG BEBAS DARI CIINCIN GEMPA
Di pulau Kalimantan juga tidak ada gunung berapi dan merupakan pulau yang teraman dari gempa. Sementara di pesisir Kalimantan Tengah yang berbatasan dengan Laut Jawa juga ombak relatif tenang dan aman dari Tsunami. Ini cocok untuk jadi tempat ibukota Indonesia yang baru.

Sebaliknya Jakarta begitu dekat dengan gunung Krakatau yang ledakkannya 30 ribu x bom atom Hiroshima dengan tsunami setinggi 40 meter. Efek ledakan Krakatau terasa sampai Afrika dan Australia. Sekarang gunung Krakatau yang dulu rata dengan laut telah “tumbuh” setinggi 800 meter lebih dengan kecepatan “tumbuh” sekitar 7 meter/tahun. Sebagian ahli geologi memperkirakan letusan kembali terulang antara 2015-2083. Jadi Jakarta tinggal “menunggu waktu” saja… *langsung lari ke alimantan*
  
DAFTAR NEGARA YANG MEMINDAHKAN IBUKOTA


JEPANG BERHASIL MEMINDAHKAN IBUKOTA KE TOKYO
1. Jepang. Jepang berhasil memindahkan ibukotanya dari kyoto ke Tokyo. Tokyo secara harafiah berarti "ibu kota timur" dalam bahasa Jepang, arti yang berlawanan dengan ibu kota lama di barat, Kyoto, yang dinamakan "saikyo", berarti "ibu kota barat" untuk jangka waktu yang pendek pada abad ke-19. Hingga tahun 1870-an, Tokyo bernama "Edo". Ketika pusat kekaisaran berpindah dari Kyoto ke Edo(Tokyo), namanya pun diganti.  

 
AUSRALIA DENGAN IBUKOTA BARUNYA CANBERRA
  2. Australia. Australia pun pernah memindahkan ibukotanya dari Sydney ke Malbourne, kemudian Canberra.Sebelumnya, Sidney (New South Wales) yang merupakan kota terbesar dan Melbourne (Victoria) sebagai pusat perdagangan ”bersaing” menjadi ibukota negara kanguru ini. Dari “persaingan” ini, pemerintah akhirnya menetapkan bahwa Melbourne sebagai ibukota sementara sejak tahun 1901.Kota Canberra yang terletak diantara kota Sidney dan kota Melbourne yang jaraknya hampir sama diantara keduanya, dianggap sebagai kota yang pantas dijadikan sebagai ibukota. Canberra pun menjadi ibukota pemerintahan Australia sebagai hasil kompromi antara Sidney dan Melbourne yang keduanya sama-sama ingin menjadi ibukota Australia. Pada tanggal 9 Mei 1927, ibukota Australia secara resmi pindah dari Melbourne ke Canberra.
IBUKOTA USA DARI NEW YORK KE WASHINGTON DC
 3. Amerika serikat. Amerika serikat pun pernah memindahkan ibu kotanya dari New York ke WashingtonDC . New York total penduduknya mencapai 22 juta jiwa.
lah kalau negaraini sih emang kaya dan cepat mengambil keputusan alhasil negara ini tetap di puncak sebagai negara adidaya super power.

 
PUTRA JAYA

4. Malaysia. Negara jiran Malaysia sudah  memindahkan ibukota Kuala Lumpur ke Putra Jaya. Bahkan Putra Jaya ini kota yang benar-benar baru. Malaysia lebih memahami pemindahan ibukota akan sangat menguntungkan di masa depan, terutama berkembangnya kota-kota baru dan mengimbangi Kuala Lumpur.Kota seluas 46 kilometer persegi ini menggantikan Kuala Lumpur sebagai ibukota pemerintahan Malaysia, setelah kota yang disebut terakhir ini tidak mampu lagi menanggung beban sebagai ibukota yang ideal.Nama Putrajaya dimunculkan sebagai contoh sukses pemindahan pusat pemerintahan nya. Wilayah yang sekarang diberi nama Putrajaya, dahulu adalah bekas lahan kelapa sawit, yang berukuran luas.Sejak 1999, daerah yang terletak di selatan Kuala Lumpur ini resmi dijadikan pusat pemerintahan yang baru, menggantikan Kuala Lumpur."Mirip Jakarta, Kuala Lumpur saat itu tak mampu menampung kemacetan, banjir, dan kepadatan penduduknya," kata Datok Doktor Junaidi Abu Bakar, Menteri Penasehat Pendidikan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, kepada BBC Indonesia.Otoritas negara itu kemudian mencari jalan keluar untuk mengatasi persoalan tersebut, yang kemudian bermuara pada keputusan memindahan pusat pemerintahan dari Kuala Lumpur.Berbagai alternatif tempat kemudian dimunculkan, namun akhirnya diputuskan Putrajaya -- yang berjarak sekitar 25 kilometer dari Kuala Lumpur -- yang akhirnya dipilih.
Dibangun sejak 1994 dan menghabiskan biaya sekitar Rp85 triliun, Putrajaya resmi dijadikan sebagai pusat pemerintahan Malaysia pada 1999.Semua aktivitas kantor pemerintahan, termasuk Kantor Perdana Menteri, kini telah dipindahkan ke kota tersebut.

5. Brazil, Saat itu, Presiden Brazil Juscelino Kubitschek hendak memindahkan ibukota Brazil dari Rio De Janeiro ke lokasi yang berada di tengah-tengah negara Brazil. Rio De Janeiro yang menjadi kota bisnis dan wisata berada di pinggir, dekat laut. Lantas, dipilihlah lahan di tengah-tengah negara Brazil, yang sekarang diberi nama Brasilia. Lantas, Presiden Juscelino membuat kontes desain kota Brasilia yang akan menjadi ibikota Brazil yang baru. Akhirnya, Lucio Da Costa dinyatakan sebagai pemenang kontes. Lucio Da Costa menjadi perancang utama mengajak koleganya, Oscar Niemeyer menjadi kepala arsiteknya dan Roberto Burle Marx sebagai desainernya. Kota Brasilia berhasil dibangun dalam waktu 41 bulan, dimulai 1956 dan berakhir pada 21 April 1960. Dan sejak itu, ibukota Brazil dipindah dari Rio De Janeiro ke Kota Brasilia. Sebelumnya, Rio De Janeiro menjadi ibukota Brazil sejak 1763.
 

BOON MENJADI IBUKOTA JERMAN
 6. Jerman, Bonn pernah menjadi ibukota jerman hingga di putuskan di pindahkan ke Berlin mengingat tinjauan historis mengenai kota berlin. Setelah runtuhnya tembok Berlin, Bonn menjadi ibu kota Jerman. *wah kalau ibukota yang ini menurut gw ibukota yang paling kayak star warrs uda kayak planet mars hehe*..coba iseng deh browsing cari gambar nya boon ibukota jerman ini. ini aja yang banyak viewer nya.seluruh dunia patut contoh negara ini.
*nabung dulu trus ke bonn ah*
pyinmana ibukota myanmar
7. Myanmar, Negara yang satu ini dipindahkan dengan sangat dramatis, di tengah kekalutan dan terburu buru. Akhirnya Myanmar pun pindah dari Yangoon ke sebuah kota bernama Pyinmana, 200 mil jauhnya dari Rangoon. Entah dapat wangsit dari langit mana, pemimpin junta militer Jenderal Than Shwe,  tiba-tiba memindahkan ibukota negara Myanmar ke kota yang terletak di tengah hutan itu. 
kota OTTAWA
8. Canada, Canada memiliki ibukota lama yaitu Quebec yang kemudian dipindah ke kota Ottawa masih banyak lagi sebenarnya negara negara yang berhasil memindahkan Ibukotanya namun hanya bisa saya bahas sedikit disini begitu pula banyak negara yang sedang merencanakan pemindahan ibukotanya seperti Iran. Tiap negara memiliki alasan yang berbeda beda untuk memindahkan negara nya. Indonesia dengan berbagai wacananya akan melakukan pemindahan ibu kota negara, tentu hal tersebut perlu dipikirkan matang matang, meskipun tingkat urgent nya mungkin telah mencukupi mengingat keadaan Jakarta sekarang sudah serba macet dan begitu over populasi.  Pemindahan sebuah ibukota tentu sangat rumit karena itu pasti akan memindahkan pula setiap Kantor pusat yang ada, tentu hal itu tak semudah seperti anak kost yang pindah kamar, semua butuh perencanaan matang. 
dan masih banyak lagi negara lain yang melakukan pemindahan ibukota nya, semoga rencana presiden soekarno akan dilanjutkan secepat nya, MERDEKA.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar